Kolam lele haruslah dapat menjaga tingkat keasaman, kadar oksigen, dan suhu air pada tingkat yang sesuai, sehingga bakteri dan penyakit lele tidak mudah menyebar dan menyerang lele.
Kolam lele yang baik juga harus dapat mendukung proses intensif pembudidayaan lele. Artinya, meskipun kita memelihara banyak lele, memberi banyak pakan pada lele, kolam dapat dengan mudah dibersihkan dari kotoran lele dan sisa pakan tanpa perlu repot – bahkan kalau bisa otomatis.
Selain itu, kolam lele yang ideal adalah kolam yang dapat diletakkan di tempat manapun. Dalam artian bahwa kolam dapat dibuat di teras rumah, di halaman belakang rumah yang sempit, di beranda lantai atas, atau dimanapun tanpa memakan banyak lahan dan biaya.
Hal terakhir yang tak kalah penting adalah kolam lele yang ideal haruslah awet. Artinya kolam lele tersebut dapat digunakan selama bertahun-tahun. Kolam lele buatan sendiri yang umumnya dibuat dari bambu dan terpal misalnya, hanya dapat bertahan selama beberapa bulan, paling lama dua tahun.
Hal ini dikarenakan terpal dan bambu dapat lapuk jika terkena sinar matahari dan hujan secara terus menerus. Terpal yang lapuk (terurai) dan larut dengan air kolam dapat menjadi racun bagi ikan lele. Kolam lele yang ideal minimal harus sanggup bertahan selama 4 tahun tanpa meracuni air kolamnya.
Kolam haruslah dibuat dengan desain dan konstruksi yang memungkinkan kotoran dan sisa pakan untuk jatuh secara otomatis ke saluran pembuangan air dan kotoran. Caranya adalah membuat bagian dasar kolam yang miring ke arah lubang tempat pembuangan air dan kotoran.
Selain itu, kolam sebaiknya dilengkapi dengan aerator agar kebutuhan ikan atas oksigen terpenuhi. Sirkulasi air keluar dan kedalam kolam juga harus diperhatikan, untuk kolam besar, debit air masuk dan keluar juga harus besar agar kualitas air dalam kolam tetap stabil.
Ukuran kolam yang dibuat harus sesuai dengan jumlah bibit yang ditaburkan. Untuk pemula dengan intensifikasi budidaya yang tak terlalu tinggi, 1 m2 sebaiknya diisi dengan 150 bibit lele. Untuk pembudidaya ahli yang sudah paham dengan seluk beluk budidaya lele, sudah paham dan dapat mengatasi resikonya, bisa mengisi per m2-nya dengan 250 – 400 benih lele.
Hingga saat ini, kolam yang dapat dibuat dimana saja dan murah biaya pembuatannya tetaplah kolam terpal. Namun kolam terpal pada umumnya relatif tidak awet (umur maksimal hanya 2 tahun). Setelah 2 tahun, peternak lele biasanya harus membuang terpal beserta rangkanya dan membuat kolam baru dari awal.
Hal ini dapat diakali dengan membuat rangka yang kuat dan awet menggunakan kayu atau bahan baja ringan, namun tetap menggunakan terpal sebagai wadah airnya. Dengan demikian, ketika terpal sudah tidak layak pakai, yang perlu diganti hanyalah terpalnya saja. Sementara rangka masih dapat digunakan hingga 5 – 25 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar